Thursday, April 19, 2012

Pilihan Hidup

Mencoba menulis kembali setelah sekian lama tak mengunjungi halaman ini. Well, hidup rupanya telah berubah dalam sekejap mata. Now I live in Bekasi. alone. semakin jauh memang. dan semakin berat. gimana rasanya harus meninggalkan a cute baby boy yg lagi lucu2nya, untuk bekerja membantu suami? mungkin banyak yang menyayangkan, bahwa seorang ibu harus mendampingi anaknya 24-7, dan tidak seharusnya  memang banyak yang mempertanyakan keputusanku untuk hidup jauh dari keluarga, kenapa suami mengijinkan, bahkan ada yang berkata tentang egoisme diri. WTF? oops! yah, kadang2 pertanyaan2 dan pernyataan2 seperti itu membuatku agak kegerahan. siapa yang berhak menghakimi seseorang kecuali Sang Pencipta? well, that's because they don't know. you can't blame someone who doesn't know. harus bisa belajar menahan amarah nih... 

jangankan orang lain, I have to admit bahwa kadang2 aku juga bertanya, "Why does it have to be like this?" but then I look back... offcourse, I CHOSE THIS WAY. period. well, kadang kita pun harus menengok ke belakang in order to look up & step forward. bukan berarti melihat pada masa lalu yang penuh kepedihan, tapi kenapa kita berada pada titik sekarang. tentu ada asal muasalnya, dan biasanya kitalah yang memilih jalan ini pada awalnya. jadi, dalam kamus hidup saya tidak ada kata MENYESAL. kita semua hidup sesuai pilihan kita. TUHAN tinggal menunjukkan, inilah jalan yang telah kau pilih. No Regrets! 

Stay optimist! Think Positive! kata2 itu mungkin bisa saja diucapkan semua orang, setiap orang yang ingin meng-encourage seseorang. tapi kata2 ini menjadi sangat berarti buatku, karena keluar dari mulut seseorang yang luar biasa, seorang ibu yang menurutku amat sangat tangguh. terpisahkan dari 2 buah hatinya selama bertahun2. ketika kutanya,"How did you get through?" she answered those 2 simple words. kata2 itu lebih mengena bagiku dibandingkan 1000 kata dari para motivator, karena keluar dari pengalaman pribadi yang jauh lebih berarti dan terasa lebih dalam. dan aku pun melihat lebih jauh, kepada para pahlawan2 bangsa yang mempertaruhkan hidup di negri seberang, demi keluarganya. dan tak bisa bertemu keluarga tercintanya dalam waktu yang lama. dan pengalaman inipun tak perlu jauh2 dari hidupku. bahwa anaknya tak mengenali ibunya, karena sedari kecil sudah ditinggal merantau. tak jarang aku berpikir, apakah anakku juga akan seperti itu? alhamdulillah, aku masih diberikan waktu untuk pulang kampung, walau tak bisa sesering yang aku inginkan, tapi kucoba untuk tidak terlalu lama, agar aku dan anakku tak mati rasa. 

karena itu, bagaimanpun beratnya, aku mencoba untuk selalu optimis, think positive, berusaha ikhlas.. yah, walau kadang--kalo lagi 'dapet'--pikiran2 buruk pun muncul. it's normal, I think.. in order to stay intact. hee. I won't let myself fall apart, because if I fall, what about my family? I don't wanna imagine that!

ehh, sekalian, menyambut Hari Kartini.... tulisan ini kupersembahkan untuk wanita2 tangguh yang berjuang demi keluarga. mungkin ceritaku tak berarti apa2, tapi karena ini, aku sangat menghargai dan menghormati para wanita perkasa. semoga surga akan berisi lebih banyak wanita, karena Anda adalah orang2 luar biasa!



Love,
Joe

No comments:

Post a Comment